Sabtu, 31 Mei 2008

Fokus pada bisnisnya bukan "tools"-nya

Jika hal dibawah ini terjadi pada anda saat memulai usaha, saya juga mengalaminya:
Saat memulai usaha, yang terpikirkan dan membuat saya sibuk adalah: Toko, etalase dan segala dekorasinya, telpon, akses internet kalau perlu, sistem pembukuan dan mencari pegawai yang se"perfect" mungkin yang memenuhi kriteria saya.
Namun yang terjadi tidak seperti dugaan dan rancangan saya. Jangankan bicara margin, omsetpun kecil sekali. Saya tidak mendapatkan CASHFLOW dari rancangan PRASARANA bisnis yang saya set-up. Nah lo...

Seperti yang pernah diulas Pak Fauzi mengenai Simpleology, rupanya jalan yang saya ambil adalah berputar-putar. Alih-alih langsung ke bisnis-nya, saya malah sibuk dengan segala hal tentang "tools" dan prasarana.
Seperti saat dulu membuka webstore dengan tool-tool dan tampilan sesempurna mungkin. Saya pikir tugas sudah selesai dan berharap abrakadabra, hujan pembeli akan datang sendiri. Dan ternyata tidak.....

Sejak saat itu pendekatannya saya balik. Fokus ke bisnisnya dulu, sarana menyusul.
Membuka webstore sudah benar, namun itu masih pasive action = menunggu pembeli datang dan perlu waktu lama sampai pembeli benar2 melakukan transaksi.
Pembeli (=rejeki) perlu dijemput hingga transaksi terjadi. Alih2 menunggu pembeli, saya lakukan aksi jemput bola dengan memperlihatkan paket sample, membuatkan brosur, melakukan penawaran melalui email dan aksi2 jemput bola lainnya.
Dan Alhamdulillah, aksi2 ini mempercepat terjadinya transaksi.

Fokus ke bisnisnya dan bukan yang lain2.
Semoga bermanfaat.

Salam,
Hasan Basri

| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)

Jumat, 30 Mei 2008

Tips mencari peluang bisnis yang 99% dijamin sukses

Dari pengalaman jatuh-bangun memulai dan berbisnis. Ada benang merah yang saya baru sadari setelah mencoba berbagai usaha. Hal ini-pun sedikit saya temukan setelah melakukan try & error, bukan karena analisa secara sistematis, yang kebetulan tidak menjadi concern saya.

Pemula yang memulai usaha biasanya terpaku atau takjub terhadap model yang sudah sukses. Apa yang dilakukan adalah mencoba berbisnis dengan bidang yang sama dengan modelnya dan disiapkan dan dilakukan "sendiri".
Secara statistik banyak usaha baru yang tutup pada 5- 6 bulan pertama karena kehabisan cashflow. Demikian juga usaha dengan cara mencontoh secara harafiah tadi.

Barangkali bisa dicoba tips2 yang saya alami dan lakukan sbb:

# Pilih bisnis yang sudah teruji dan cari model nomor satu.
Tujuannya untuk meyakinkan bahwa bisnisnya sudah terbukti berjalan ( memiliki cashflow). Karena seringnya saya ke Cempaka Mas, saya sering melihat SPG kantin yang membawa kotak berisi paket indomie dengan telor digoreng bukan direbus seperti umumnya. Harganya sangat terjangkau Rp 4.000,-/porsi. Nah produk indomie sudah familiar dikenal orang (ada cashflow), harganya terjangkau terutama untuk karyawan di konter2 tsb, dan waktunya juga bisa kapan saja: pagi,siang dan malam. Saya perhatikan ada satu kantin yang spesialis menu utama-nya menjual paket indomie ini, dan karyawannya ada 12-an orang, DASHYAT!! jadi dia nomor satu untuk pangsa pasar ini.

#Terus bagaimana caranya kita masuk ke bisnis ini?
Ada 3 pilihan: Menjadi yang Terbesar, menjadi yang Termurah atau menjadi yang Berbeda. Dua pilihan awal relatif beresiko untuk pemula. Lebih baik pilihan ketiga. Jika pasarnya besar, tidak perlu menjadi nomor 1, cukup menjadi nomor 10 atau syukur2 nomor 2. Caranya?Bisa ditambahkan sedikit irisan ayam, tambahkan bawang goreng, tambahkan tissue dsb,dsb. Sebagai pemula untuk dapat diterima pasar, harus sedikit invest dengan cara memberi paket tester. Bikin kotak2 indomie kecil dan bagikan secara gratis ke toko2 tersebut, dengan demikian pasar bisa langsung direbut dalam waktu yang pendek.

Semoga bermanfaat.

Hasan Basri

| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)

Rabu, 28 Mei 2008

Financial Freedom ala Tukang Becak (pilihan hidup yang menarik)

Aduh, bagaimana ya mengatakannya, saya merasa "kena pukulan TKO" setelah mengetahui hal sebenarnya. Begini ceritanya:

Namanya Mang Ihin, tapi lebih dikenal dengan nama Doyok, karena mukanya mirip dengan pelawak terkenal itu. Sehari-hari adalah tukang becak dan tinggal di kontrakan loteng (lantai 1). Setiap malam nongkrong tepat di depan rumah. Rupanya penampilan sering membuat persepsi kita keliru. Dan ternyata kegiatan menarik becak hanyalah pengisi waktu saja, tidak mencari-cari penumpang, kalau ada ya, tariikk. Lho kok?

Yang Pak De (PD, saya memanggilnya) lakukan sangat sederhana namun dilakukan secara disiplin. Sejak SD kelas 6 sudah melaut ke Makasar sampai mendapat jodoh disana. PD selalu menyisihkan kurang lebih 10% untuk dibelikan barang atau dititipkan mertuanya. Hingga sebelum kembali ke Jakarta bisa membeli kapal penangkap ikan kecil. Operasionalnya PD serahkan ke mertuanya. Pada saat PD menceritakan pengalamannya, kapalnya sudah beranak menjadi dua. Dahsyat juga nih "tukang becak".

Begitu juga saat kembali ke jakarta, PD tidak membeli rumah sampai sekarang untuk keluarganya. Lebih suka mengontrak. Kerjanya pun serabutan. Dari menjadi kuli pelabuhan, bangunan sampai penjaga rumah pejabat polisi. Namun prinsip menyisihkan didepan sebesar 10% ini secara disiplin terus dilakukan.
Setelah cukup terkumpul, dibelilah tanah sawah di daerah babelan bekasi yang ada buah2-an terutama Rambutan dan mangga dengan pertimbangan lebih tahan terhadap cuaca.
Cara merawat tanah + pohonnya pun cukup sederhana dan smart juga. PD membangun gubuk sederhana+ listrik untuk ditinggali penjaga. Keuntungan hasil panen buah2-an dibagi 2 antara penjaga dan PD, dengan demikian tidak ada pengeluaran untuk gaji dsb.

Posisi sekarang, sudah memiliki 2 kapal ikan kecil dan 5 petak sawah berpohon. Hampir tiap dua tahun kesempatan untuk Haji diberikan kepada mertua atau saudaranya dari hasil passive income tadi.

Wah Ilmunya Pak Budi Rahmat sudah diterapkan nih sama PD, si tukang becak..

Salam,

Hasan Basri

| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)

Dalam berbisnis nomor satu adalah Belief, sisanya adalah detail saja..

Belief, Kata-kata ini sangat menggangu saya, terutama karena yang menyampaikannya adalah Pak Roni http://manetvision.com. Mudah diucapkan namun tidak tahu bagaimana mengaplikasikannya dalam berbisnis. Demikian juga saat ketemu Pak James, jagoan property, malah lebih ekstrem. Cara belajarnya cukup mengambil belief dari modelnya. Saat Pak James menerima Belief: berbisnis dengan modal NOL, saat itu pula daya upaya dan fokus diarahkan kesana.

Pada sesi training motivasi yang pernah saya ikuti,hal ini sering disampaikan dan diberi penekanan tersendiri, betapa pentingnya menentukan Belief ini karena, jika sudah ditemukan, sisanya hanyalah masalah detil saja.

Bisnis GTA saya memerlukan waktu hampir 2 tahun sebelum benar2 bisa eksis. Saat memulai buka Toko di Metro Tanah Abang dan berjalan 1 tahun off-line kemudian 1 tahun hanya on-line saja, penjualannya tidak menjanjikan, meskipun membawa jargon Tanah Abang. Yang membuat saya bertahan adalah pemikiran ( keyakinan = Belief ) adalah saya belum menemukan partner yang tepat. Jadi sambil tetap menjalankan usaha on-line tersebut, saya selalu pasang antena dan kewaspadaan terhadap peluang-peluang yang muncul sekecil apapun itu. Dan setelah ketemu Pak Edi - Toko Alifia, hal itu terjawab sudah.

Demikian juga saat ingin membuka bisnis voucher dan bermain di level grosir dengan modal kecil alih2 bermodal besar seperti umumnya pemain lama, Belief saya meyakinkan pasti ada caranya. Setelah belajar langsung kepada raja Voucher, Cak Bukhin dan survey langsung ke pusat grosir, ternyata bisa juga bermain di level grosir dengan modal kecil.

Jadi urutan pendekatan yang selama ini saya lakukan, akhirnya saya balik. Alih-alih mengekor ke pasar dan mengikuti peluang2 yang timbul, saya tetapkan Tujuan, saya yakini Belief tersebut, dan fokus dan upaya akan mengikuti.

Salam,

Hasan Basri
http://hasanbasri.com
http://grosirtanahabang.com ( dibuka program keagenan)
http://workshopedan.com (next event 28 Juni 2008 with RYL-AMA DKI)

Senin, 26 Mei 2008

Start dari employee, bagaimana memulai usaha

Ini adalah pertanyaan dan kendala klasik dari pegawai yang ingin memulai usaha, bagi member yang baru saja bergabung dengan komunitas atau milis pengusaha, ini adalah salah satu motivasi terbesar mereka.
Hal ini pula yang saya alami sejak ikut kelas entrepreneur dan mengikuti/bergabung di milis/komunitas pengusaha. Disebabkan waktu dan keterikatan dengan perusahaan sekarang, sangat sulit mengatur waktu untuk berbisnis atau bahkan memulainya. Banyak usaha yang saya rintis ditutup beberapa bulan kemudian karena asal nyebur saja, tidak punya wawasan dan pendamping atau minimal teman sharing.
Setelah saya amati, justru karena kebodohan sayalah yang membuat saya terus berusaha. lho kok bisa? ya,saya jarang menganalisa kegagalan tadi secara kalkulasi matematis, hanya saya pertimbangkan menurut asumsi sendiri. Namun hal ini justru yang membantu saya untuk tidak kapok-kapoknya membuka usaha ini-itu. Pada suatu sesi konseling saya diminta untuk menentukan dulu passion dan misi/visi. Dan saya pun BLANK, saya paksa dan tulis ternyata hanya asal keluar saja. Ternyata saya tidak pintar hal ini. Namun karena hal ini pula, saya tidak pernah takut untuk selalu mencoba dan mencoba.
Terus apa kuncinya?....
Karena kebodohan tadi, yang bisa saya lakukan adalah mencoba dan mencoba, orang bilang persistensi. Hingga dikarenakan seringnya mencoba berbagai bisnis, saya menemukan AHA, yang sebenarnya tidak canggih juga, yaitu:
1. Bagaimana memilih dan memulai bisnis? cara yang paling aman dan teruji adalah ikut arus, syukur2 arusnya kencang. Saya membuka http://grosirtanahabang.com karena saya lihat prospek di Tanah Abang yang dahsyat dan juga karena terinspirasi dari http://manetvision.com -nya Pak Roni. Pertimbangannya kita tidak perlu mendidik pasar dan malah pembeli atau ikannya sudah menunggu. Kita bisa cari kolam yang berbeda ( kalau umum buka toko saya pilih buka on-line). Demikian juga toko Voucher saya, ini sudah seperti komoditi sampai tukang becak-pun memilikinya. Dulu pernah saya buka bisnis yang mentereng,menurut kemampuan saya, dengan membuka Primagama, namun dalam pelaksanaanya tidak semudah kedua bisnis terakhir saya hingga harus ditutup.
2. Bagaimana caranya supaya CASHFLOW-nya langsung bagus? ini juga kendala bagi pemula. Sangat mudah untuk membuka bisnis, namun justru tantangannya adalah mempertahankannya. Banyak yang tutup setelah 3-5 bulan setelahnya karena tidak ada CASHFLOW atau perputaran uang yang menjamin kelangsungan bisnis tersebut. Yang saya lakukan juga sangat simple, saya lihat bisnis sejenis yang sudah eksis baik itu di garmen atau di voucher dan saya hanya sedikit membocorkan pasarnya melalui web atau distribusinya. Jika di web on-line, saya hanya berusaha mengarahkan 1-2 % saja dari pasar Tanah Abang yang selama ini membeli melalui benchmarking tersebut.
Jadi jika anda kondisinya sama bahkan lebih dari saya, tentu kesempatan berkembang dan sukses jauh terbuka lebar.
Salam,
Hasan Basri
http://grosirtanahabang.com (Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)

Rabu, 21 Mei 2008

Bahagia..


Rupanya spirit ayah saya, yang mantan guru SGA, mengalir dalam pemilihan kegiatan/bisnis yang saya lakukan. Meskipun belum sampai ke level expert, panggilan untuk mengajar dan berbagi ilmu ternyata pernah saya lakukan seperti menjadi asisten dosen di laboratorium dan pernah suatu kali menjadi guru private kimia, yang notabene adalah mata pelajaran yang tidak saya sukai.

Bidang EO adalah pilihan yang pas terhadap "calling" dalam pendidikan ini. Karena tidak expert sebagai pengajar,saya memposisikan sebagai sutradara yang mengatur terjadinya event acara pendidikan ini.
Beberapa event dan partnership telah saya lakukan sejak SMP dan SMA.

Kebahagiaan muncul saat peserta mendapatkan pencerahan atau menemukan "ngeh"-nya setelah bertahun-tahun mereka mencari. Beberapa kejutan sering saya alami dalam event workshop EDAN-nya Pak Sopa. Dari seorang yang introvert yang dapat dilihat dari lokasi duduknya saat mengikuti workshop hingga di akhir acara justru dia berteriaknya paling kencang. Luar biasa pencapaiannya,dan itu hanya perlu satu hari saja untuk membuka mental blok-nya.

Salam,

Hasan Basri

Dream

Ternyata banyak kesamaan pengembangan diri dengan trading di stock market, lho apa hubungannya?..

Sejak kecil saya senang membaca cerita2 bergambar seperti HC Anderson dan komik2 lainnya. Kesenangan ini membuahkan mimpi2 yang sudah muncul bahkan sejak SD kelas 2.

Saya melihat lulusan dari perguruan tinggi seperti ITB sangat menjanjikan, lulusan ini adalah incaran nomor satu dari calon-calon mertua..:)
Demikian juga menjadi pengusaha, dulu pernah protes ke orang tua, yang pedagang sepatu, karena waktu yang diluangkan untuk anak2 kurang, sering saya iri terhadap keakraban guru Bahasa dan anaknya, Beni, yang kawan dekat saya. Namun pada suatu waktu terbalas sudah, saat Ibu guru tersebut datang ke Toko dan order barang, rupanya guru tersebut juga mencari tambahan...

"Bisnis" pertama yang saya lakukan adalah menyewakan buku saat kelas 6 SD, namun saat koleksi yang saya beli dari menyisikan uang jajan Rp 200,- untuk satu buku akhirnya justru lenyap saat saya titipkan ke tenaga administrasi perpustakaan di sekolah, entah dikemanakan buku2 tersebut. Saat itu saya belum bisa protes.

Keinginan aneh dan melawan arus sering muncul dalam rentang waktu dari SD sampai kuliah. Pernah suatu waktu, ujian tengah semester saya tinggalkan karena ada acara terjun payung di kejuaran POLRI di Jakarta. Demikian juga saat mendekati akhir semester, alih2 mempersiapkan aplikasi lamaran ke perusahaan2, saya malah bikin "cafe", jualan indomie telor dengan menu yang bombamtis seperti indomie gile, dsb.

Terus apa hubugannya dengan stock market?
Di stock market, jika anda memegang salah satu emiten ( saham) dan ternyata sahamnya turun, ruginya hanyalah di kertas saja. Anda akan rugi beneran jika menjual saham pada saat itu ( menyerah).
Jadi tetaplah pegang teguh impian-impian anda. Jika belum terlaksana sekarang, tetap dipegang teguh, jangan dilepas. Mungkin saat ini belum tepat untuk direalisasikan, hanya masalah waktu dan bagaimana menemukan partner yang tepat dan BUM....tipping point ini akan mewujudkan mimpi anda lebih dahsyat..

So keep your dream, jangan biarkan siapapun mencurinya.

Salam,

Hasan Basri

Minggu, 18 Mei 2008

Persistensi

Ini adalah judul yang menjadi intisari langkah saya dalam berbisnis. Meskipun saya lulusan dari universitas ternama, lulusnya juga karena emosional dan termasuk mahasiswa abadi,bukan karena kemampuan IQ.


Saat masuk ke PT itu juga karena emosional dan sakit hati karena tetangga saya, yang menjadi dosen di PT, meremehkan dan merendahkan kemampuan saya. Dan saya buktikan bisa, meskipun harus berdarah-darah...

Begitu juga dalam berbisnis, saya lakukan bukan karena saya pintar dan berpengalaman, tapi karena satu kata yang menjadi judul posting ini, "persistensi", kesabaran dan selalu mencoba untuk lebih maju. Sering saya lakukan try dan error dalam menciptakan bisnis alih-alih melakukan busines plan sebelum memulai.

Berikut adalah business history yang pernah saya lakukan:
1. Membuka penerjemahan, tutup setelah 3 bulan.
2. Jual koran dan majalah, tutup setelah 4 bulan
3. Buka cafe, tutup setelah 15 bulan
4. Membuka EO, star synergi, tutup setelah 6 bulan.
5. Franchise Primagama Jakarta Selatan, tutup selama 6 bulan
6. Raja Laundry, tutup setelah 6 bulan.
7. Habe Cell, grosir voucher, aktif
8. Bergabung dengan Khairul & Widodo membuka Citra Lestari Cell, Rorotan, Aktif
9. www.grosirtanahabang.com, join venture dengan Pak Edi Toko Alifia, Aktif
10. www.workshopedan.com, autorized workshop EDAN wilayah Jakarta, Aktif

Dari bisnis2 yang telah saya jalankan, pendekatan yang saya lakukan tidak ada yang canggih karena saya termasuk "bodoh" secara IQ, namun pendekatan yang saya lakukan adalah persistensi atau kesabaran untuk mencoba, mencoba dan mencoba..

Ibarat batu, sekeras apapun kalau ditetes dengan air terus menerus akan bolong juga. Di bisnis cellular saya bertemu Cak Bukhin, di Bisnis EO saya ketemu Pak Sopa dan di bisnis garmen saya ketemu Pak Edi.

Jadi jika kondisi anda sama atau lebih secara IQ , maka peluang anda lebih sukses jauh lebih besar.

Salam,

Hasan Basri