Maksud saya bukan Bandar yang itu ya.Ini hanyalah permainan statistik saja.
Coba anda main ke Tanah Abang, disana ada toko spesialis kaos dengan merek sendiri yang sehari bisa mngirimkan 200 lusin atau bahkan jaringan toko-nya Pak Haji yang sudah menggurita. Namun ternyata lebih banyak lagi toko2 yang biasa-biasa saja bahkan merugi.
Dengan sedemikian banyaknya toko-toko baik yang laris ataupun yang merugi, siapa yang paling kaya?
Bukan pelakunya malah..
Ternyata adalah Bandarnya, dalam hal ini developernya. Mau jualan rugi atau untung dari kios2 yang ada, developer selalu untung karena tempatnya sudah dibeli atau disewa.
Cerita yang sama adalah pembukaan tambang tradisional baru oleh pekerja di amerika.
Ternyata yang menjadi kaya, bukanlah yang menemukan emas atau logam mulia lainnya, tapi..
adalah supplier peralatan pertambangan: sekop,sepatu, celana levis, ember dsb..
Artikel saya yang membahas "bermain di level grosir" adalah dalam kerangka menjadi bandar ini.
Pedagang eceran untung atau rugi, mereka selalu membeli ke pedagang grosir.
Jika anda pernah ke atrium senen, dibelakang mall ada deretan ruko2. Tepat di pojokan ada deretan pedagang kaki 5.
Ternyata pemilik tempat bertindak sebagai bandar. Dia menyewakan lapak2 kecil kepada pedagang kaki 5 dengan sistem bagi hasil, 20% dari omset.
Jadi cobalah menjadi "Bandar".
Semoga bermanfaat.
Salam,
Hasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar