Pemula yang memulai usaha biasanya terpaku atau takjub terhadap model yang sudah sukses. Apa yang dilakukan adalah mencoba berbisnis dengan bidang yang sama dengan modelnya dan disiapkan dan dilakukan "sendiri".
Secara statistik banyak usaha baru yang tutup pada 5- 6 bulan pertama karena kehabisan cashflow. Demikian juga usaha dengan cara mencontoh secara harafiah tadi.
Barangkali bisa dicoba tips2 yang saya alami dan lakukan sbb:
# Pilih bisnis yang sudah teruji dan cari model nomor satu.
Tujuannya untuk meyakinkan bahwa bisnisnya sudah terbukti berjalan ( memiliki cashflow). Karena seringnya saya ke Cempaka Mas, saya sering melihat SPG kantin yang membawa kotak berisi paket indomie dengan telor digoreng bukan direbus seperti umumnya. Harganya sangat terjangkau Rp 4.000,-/porsi. Nah produk indomie sudah familiar dikenal orang (ada cashflow), harganya terjangkau terutama untuk karyawan di konter2 tsb, dan waktunya juga bisa kapan saja: pagi,siang dan malam. Saya perhatikan ada satu kantin yang spesialis menu utama-nya menjual paket indomie ini, dan karyawannya ada 12-an orang, DASHYAT!! jadi dia nomor satu untuk pangsa pasar ini.
#Terus bagaimana caranya kita masuk ke bisnis ini?
Ada 3 pilihan: Menjadi yang Terbesar, menjadi yang Termurah atau menjadi yang Berbeda. Dua pilihan awal relatif beresiko untuk pemula. Lebih baik pilihan ketiga. Jika pasarnya besar, tidak perlu menjadi nomor 1, cukup menjadi nomor 10 atau syukur2 nomor 2. Caranya?Bisa ditambahkan sedikit irisan ayam, tambahkan bawang goreng, tambahkan tissue dsb,dsb. Sebagai pemula untuk dapat diterima pasar, harus sedikit invest dengan cara memberi paket tester. Bikin kotak2 indomie kecil dan bagikan secara gratis ke toko2 tersebut, dengan demikian pasar bisa langsung direbut dalam waktu yang pendek.
Semoga bermanfaat.
Hasan Basri
| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar