Rabu, 18 Juni 2008

Daripada "head-to-head", cobalah pasar Tersier

Jika modal pas-pasan dan belum banyak berpengalaman dalam berbisnis, amatlah riskan jika harus melakukan pembukaan bisnis yang "head-to-head" (berhadapan langsung) dengan pemain besar/lama yang sudah eksis. Hal ini mirip dengan kondisi suatu deretan pedagang, dimana semua toko ramai hanya di toko kita tidak...

Kenapa tidak coba memilih pasar sekunder atau malah tersier? meskipun pangsanya relatif kecil, namun persaingannya juga relatif kecil. Dari sisi cashflow, meskipun tidak terlalu menghasilkan margin besar, namun aman dan sangat cocok untuk pemula.

Coba perhatikan tukang bubur kacang ijo dan toko kelontong Madura. Mereka bisa survive meskipun ada Indomaret.

Pasar Tersier ini terjadi karena "positioning" sbb:

1. Ambil waktu yang berbeda, Tukang bubur dan Toko Kelontong, prime time justru setelah jam 21.00 dimana bagi tukang bubur adalah jadwal lapar pelanggan setelah sorenya makan malam. Bagi Toko Kelontong adalah karena Indomaret sudah tutup dan ada pembeli yang punya kebutuhan mendadak di malam hari.

2. Harga relatif premium. Karena sedikitnya pesaing harga jual relatif lebih mahal sedikit daripada yang dijual toko kebanyakan atau bahkan harga di Indomaret.

3. Barang yang dijual adalah untuk kebutuhan sehari-hari seperti toko kelontong atau makanan ringan seperti bubur tadi. Namun ada fenomena menarik. Bengkelpun mulai buka hingga pagi. Mereka melayani karyawan yang ada masalah di kendaraannya. Mereka setor motor malam dan paginya jalan lagi.

4. Pasar yang terjadi karena keadaan. Seperti di Stasiun, terminal, halte. disebabkan mepetnya waktu sementara ada kebutuhan mendesak, maka orang cenderung membeli ditempat terdekat meskipun mahal. Pasar ini kebanyak diisi oleh pedagang K-5.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Hasan

| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)

Tidak ada komentar: