Jumat, 20 Juni 2008

Jadi pedagang atau produsen?

Jika pertanyaan ini ditanyakan kepada sebagian pemula, mereka kebanyakan memilih menjadi produsen (pemilik produk). Alasan terbesar adalah lebih mudah memulai bisnis dari hobi atau "passion". Tidak ada yang salah dalam hal ini. Namun statistik berbicara lain, hampir 80% pebisnis start-up tutup pada 5-6 bulan pertama. Hobi dan cashflow adalah dua hal yang berbeda. Apapapun bisnisnya (produsen atau pedagang) jika cashflownya negatif,hanya tinggal menunggu waktu untuk tutup.

Ada kutipan ungkapan yang cukup mengena dalam hal ini:
"Jangan menjual apa yang bisa kamu buat TAPI buatlah barang yang bisa kamu jual".
Yang berarti menjadi Pedagang.

Bagi pemula, lebih aman memulai bisnis dengan menjadi pedagang karena faktor-faktor berikut:

1. Secara cashflow sangat aman, modal relatif kecil bahkan bisa nol jika menjadi pedagang perantara. Keuntungan menjadi tidak terhingga.

2. Menjadi pedagang adalah langsung ke pokok bisnisnya dan berhadapan langsung dengan calon pembeli. Sebagus apapun barang anda jika tidak bisa dijual akan menjadi liabilitas.

3. Pilihan produk menjadi tidak terbatas. Anda bisa menjual produk apapun dan diatur segementasi pasarnya.

4. Strategi keluarnya terjamin jika terjadi kerugian. Dengan menjadi pedagang kerugian hanya di tenaga/waktu, di beberapa supplier, barang bisa dikembalikan jika tidak laku. Jika anda produksi sendiri dan terjadi kerugian, proses untuk menjual aset tidaklah mudah dan malah dihargai sangat rendah.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Hasan

| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( next seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008)

Tidak ada komentar: