Senin, 30 Juni 2008

Lebih kreatif atau lebih efisien?

Sejak kecil saya senang membaca biografi orang besar termasuk para penemu. Bahkan kuliahpun saya pilih jurusan ilmu dasar karena dorongan ini. Beberapa ide2 penemuan pernah saya rekam dan berharap nanti akan mendapatkan hak paten..:) seperti jaket sepatu anti hujan atau jaket AC yang ternyata belakangan orang lain sudah menjualnya.

Hal ini terus berlanjut hingga pada suatu titik dimana saya "menemukan" bahwa diri ini ternyata tidak cocok di sisi kreatif tapi lebih cocok disisi "mengkompilasi" = menggabung-gabungkan sesuatu hingga menjadi sesuatu yang baru. Alih-alih lebih kreatif seperti harapan sebelumnya, saya lebih cocok di sisi efektif/efisien.

Hal ini pulalah yang menyebabkan bisnis yang saya buat akhirnya harus ditutup karena sisi kreatif ini. Lebih mudah membuat bisnis namun lebih sulit mempertahankan atau bahkan membuatnya lebih maju.

Saat membuat bisnis baru dan memulainya, barulah dalam taraf bisnis opportunity dengan harapan akan sukses jika kondisi2 tertentu tercapai. Karena baru harapan, pada prakteknya sulit sekali tercapai.

Tanpa bermaksud berpolemik, mempertahan bisnis dan membuatnya lebih maju,memerlukan sisi efektifitas/efisiensi. Memang kelihatan membosankan karena melakukan hal yang relatif sama terus menerus, tapi itulah yang dilakukan para bankir dan investor.
Teknik ATM atau bahkan ATP dilakukan untuk mengisi sisi kreatif ini.

Untung haruslah di depan, bisnis yang baru dibuat akan benar2 menghasilkan jika kondisi2 tertentu tercapai (harapan).

Semoga bermanfaat.

Salam,

Hasan

| http://hasanbasri.com | mail: habe.inc@gmail.com | 0811-826362 |
http://grosirtanahabang.com (dibuka Program keagenan GTA)
http://workshopedan.com ( Alhamdulillah seminar event with RYL-AMA-DKI, 28 Juni 2008 terlaksana dengan sukses)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo Pak..
Salam kenal.

Saya tertarik mengomentari posting anda.

Menurut saya, ada dua sisi disini. Dan mana yang lebih ditekankan diantara keduanya sangat tergantung pada jenis bisnis yang anda geluti.

Jika bisnis anda bersifat manufaktur atau jualan saja, tentu wilayah "efisien" lebih banyak diolah dan diimprovisasi.

Namun ketika bisnis anda sangat bergantung pada kreativitas untuk dapat bertahan, tentu unsur "kreatif" akan lebih berperan.

Memang, saya setuju sekali, bisnis krestif-pun perlu efisiensi. Cuman memang nanti titik beratnya tetap akan berbeda.

Contoh, bisnis distro apparel misalnya. 1 desain yang sudah susah2 dibuat hanya diproduksi 20pcs misalnya. Apakah ini efisien? Buat mereka yang biasa berjualan barang serupa dalam quantity yang sangat besar tentu tidak efisien.
Tapi, yah begitulah pola natural dari bisnis distro.

Itu satu, kemudian saya ingin menaggapi satu hal lagi.

Kreatif bukan berarti anda perlu seperti Edison, atau Bell.
Di dalam kreatifitas, terdapat pula unsur-unsur mengamati pola, mengolah kembali hingga bisa menhasilkan sesuatu yang lebih bernilai tambah ketimbang sebelumnya.

Jadi jangan berkecil hati jika anda "hanya" mengkompile.

Di dunia IT-pun hal seperti ini terjadi. Anda tahu MacOS X yang luar biasa itu. Tahukah anda bahwa teknologi yang digunakan berdasarkan pada teknologi milik NeXT computer yang pertama kali keluar di tahun 1988. Apakah ini menjadikan mereka kurang kreatif? Tidak juga. Mereka berhasil meningkatkan nilai tambah dari teknology yang sudah ada sebelumnya..

Salam kreatif :)